Ritual Jamasan Pusaka Di Kalibening
BANYUMAS - Upacara tradisi penjamasan
Jimat Kalibening Desa Dawuhan Kecamatan Banyumas dilaksanakan di Pendopo
Museum Jimat Kalibening, Senin (6/2) kemarin. Acara dibuka oleh Bupati
Banyumas Drs Mardjoko MM yang ditandai dengan menyanyikan kidung pambuka
dalam Bahasa Jawa. Benda-benda pusaka Jimat atau Tosan Aji tersebut
dijamas setahun sekali secara rutin setiap bulan Maulud atau Robiul
Awal.
Dalam laporannya Ketua Panitia Sururudin mengatakan tujuan dari kegiatan
ini adalah untuk melestarikan budaya masyarakat Kalibening serta
menjadikan daerah ini menjadi tujuan wisata budaya religi.
Dalam rangka mendukung kegiatan juga diselenggarakan pameran makanan
tradisional seperti klepon, cingkik, karak, ubi-ubian dan lain lain,
yang diproduksi oleh masyarakat sekitar binaan dari program PNPM-ND
Tahun 2012.
Dalam sambutannya Bupati Banyumas berpesan kepada masyarakat Dawuhan
untuk bersama menjaga benda-benda budaya dan tradisi Kalibening agar
tetap utuh sebagai bagian dari cagar budaya daerah Banyumas. Lebih
lanjut beliau mengatakan bahwa budaya yang dilaksanakan masyarakat tidak
bertentangan dengan agama, asal permohonan doa ditujukan kepada Tuhan,
tidak meminta pada pusaka yang ada.
Turut hadir pada acara tersebut Kepala Dinporabudpar, Kepala Satpol PP,
Kepala BLH, Kabag Humas, Camat beserta Muspika, kepala desa dan tokoh
masyarakat se kecamatan Banyumas dan masyarakat desa Dawuhan.
Acara dimulai dengan penampilan Tari Ngerong yang diperagakan oleh siswi
SMK Negeri 3 Banyumas, sebagai penyambutan ucapan selamat datang kepada
para tamu undangan.
Pelaksanaan Jamasan Jimat dimulai dari Museum Pusaka Kalibening dikirab
menuju Sumur Pasucen di Komplek Makam Mbah Kalibening yang berjarak
kurang lebih 1 km. Pembawa pusaka dan peralatan lainya mengenakan
pakaian tradisional yang berjumlah kurang lebih 40 orang dipimpin oleh
juru kunci dengan diiringi oleh musik terbang Jawa (rebana). Proses
penjamasan pusaka/jimat dilakukan dengan air yang diambil dari sumur
pesucen.
Comments