Indrosari, Desa Kecil di Kabupaten Kebumen yang memilik tradisi unik Gerobak pada hari Raya Idul Fitri (H+1)


Indrosari memiliki 2 bangunan tua yang khas yaitu Brug Tua / Jembatan dan Rumah Tua. Brug tua ini berlokasi di Dukuh Banjaran (konon dibangun pada Masa Penjajahan). Sungai yang berada di Brug ini terkenal banyak Ikan air tawarnya, seperti Ikan Bayong (sebutan warga sekitar) atau Ikan Gabus (Bahasa Indonesia), Ikan Lele, Ikan Sepat, Ikan Bethik, Ikan Ceba, dll. Maka tak heran jika musim Penghujan banyak Pemancing dari desa lain, bahkan dari Kecamatan lain berdatangan memancing di sini (sumber : warga Kutowinangun). Untuk Rumah Tua berada di Dukuh Remang (konon rumah ini pernah untuk singgah sang Jendral H.M. Sarbini). Maka tak heran jika jalan dari Pasar Hewan Kebumen sampai desa Indrosari diberi nama Jl. H.M. Sarbini. Bangunan rumah ini berbentuk Joglo dengan halaman yang luas dan dipagar tembok .
Desa Indrosari memiliki tradisi unik pada perayaan Hari Raya Idul Fitri yaitu tradisi Gerobakan. Tradisi ini dilakukan sampai sekarang (Lebaran Tahun 2015) masih dilakukan di Indrosari Bagian utara (Dukuh Banjaran). Sebenarnya tradisi ini juga dilakukan desa sekitar meliputi Desa Ampih, Jogopaten, Klapasawit, Arjowinangun, dan Sangubanyu. Tradisi ini dilakukan pada Hari Raya Idul Fitri (tepatnya H+1) yaitu pergi ke Pantai Setrojenar dengan menaiki kereta berkuda (Gerobag : dalam bahasa Jawa). Gerobag ini ditarik kudan dan dihias dengan ornamen (rontek, gambar dan tulisan). Untuk menambah kemeriahan tradisi ini dilengkapi dengan Sound System (Horn/Speaker). Rute yang dilalui melewati Desa Ampih, Jogopaten, Klapasawit, Arjowinangun, Sangubanyu, Bocor dan Setrojenar. Jalan yang dilewati sekitar 8 km. Tradisi ini dimulai atau berangkat sekitar pukul 08.00 WIB s/d 11.00 WIB dilanjutkan ke Pantai Setrojenar dan pulang menuju Indrosari sekitar pukul 15.00 WIB s/d 18.00 WIB. (Bagi anda yang ingin menyaksikan Tradisi ini bisa datang di sepanjang Rute yang dilewati dan pada H+1 Idul Fitri serta jam tersebut).
Desa Indrosari juga memiliki tradisi unik yang lain yaitu Tongun. Tongun adalah tradisi berdoa bersama warga satu Kampung dimulai dari Masjid Baitul Muttaqin (Masjid Dukuh Banjaran) berjalan mengelilingi Kampung dan berhenti untuk berdoa di tempat yang dianggap Keramat dan terakhir selesai di Pemakaman Dukuh Banjarn. Dilaksanakan setiap malam tanggal 1-10 Muharram dan terakhir tanggal 10 Muharram diadakan Tahlil di Masijid dan makan bersama warga satu Kampung. (Jaman saya kecil, sekitar Tahun 2005 ketika berkeliling memakai Obor (Oncor : dalam Bahasa Jawa)
Mohon dikoreksi tentang Desa Indrosari dan kirimkan ke nurohman5sari@gmail.com ! (sumber : Penulis)
Comments