Skip to main content

Gerobakan, tradisi unik saat lebaran di Kabupaten Kebumen

Raya Idul Fitri tentu hari raya yang sangat kita tunggu-tunggu setelah kita menjalankan ibadah Puasa Ramadhan. Pada Lebaran Tahun 2016 / 1437 H kali ini jatuh pada hari Rabu, tanggal 6 Juli 2016. Hari ke Dua Lebaran jatuh pada Hari Kamis, tanggal 7 Juli 2016. 
Ada apa di H2 lebaran di Kabupaten Kebumen ini? Salah satunya terdapat tradisi unik berlibur ke Pantai Setrojenar, kecamatan Buluspesantren yang dinamai GEROBAGAN. Diartikel terdahulu saya juga pernah membahas tentang tradisi unik ini dan sampai sekarang sudah dimuat di websitewikipedia.org . Gerobagan merupakan tradisi unik berlibur ke Pantai Setrojenar, Kabupaten Kebumen menggunakan gerobag yang ditarik menggunakan kuda yang dihiasi Rontek, Gambar dan Tulisan Menarik serta dimeriahkan dengan Sound System (Horn/Mic/Player) sederhana. Sampai Saat ini Tahun 2016, tradisi Gerobagan tetap lestari bahkan sudah 2 tahun terakhir Gerobagan tambah semarak. Tujuan diadakan tradisi ini memperkokoh rasa persaudaraan warga Desa, memeriahkan Hari Raya Idul Fitri dan memberikan hiburan pada masyarakat khususnya di Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen dan Jawa Tengah pada Umumnya. Tradisi Gerobagan kali ini diikuti oleh Gerobag dari desa saya sendiri yaitu Desa Indrosari (Pedukuhan Banjaran), Desa Ampih, Desa Jogopaten, Desa Klapasawit dan Desa Sangubanyu. Di desa saya ini mengirimkan 3 Gerobag yaitu Gerobag dari Masjid (Bagian Utara), Gerobag Langgar Tengah (Bagian Tengah) dan Gerobag Langgar Kidul (Bagian Selatan). Sepanjang jalan yang kami lewati mulai dari Desa Indrosari, Ampih, Jogopaten, Klapasawit, Sangubanyu, Bocor, dan Setrojenar terlihat warga sangat antusias menyaksikan iring-iringan grobag tersebut. Anak-anak kecil meminta hiasan rontek kepada para penaik grobag dan banyak juga yang mengabadikan momen langka ini mulai dari mengambil gambar sampai merekam video tradisi ini.
Beberapa Insiden Gerobagan Tahun 2016 ini : Gerobag Langgar Tengah beberapa kali tersendat dalam perjalanan karena di Desa Ampih, tali kuda ke gerobag putus. Di Desa Bocor giliran Rantai pengikat kuda ke Grobag yang putus. Insiden berikutnya dari Desa Ampih (Pedukuhan Klampeyan) yaitu kudanya terlalu lelah sampai di Desa Bocor kudanya jatuh dan lemas tak berdaya dan akhirnya disembelih. Insiden ketiga kuda dari Langgar Kidul Desa Indrosari juga karena kuda terlalu lelah akhirnya Kuda disembelih.

Comments

Popular posts from this blog

Rumah Makan Asli Kutowinangun Kebumen, menjual Jadah, Wajik, Jenang, Krasikan dan Jajanan Tradisional Khas Kebumen

Warung Asli, merupakan warung makan yang telah berdiri Tahun 1921, berada di Pusat Kecamatan Kutowinangun, Kebumen atau tepatnya di    Jl. Raya Kutowinangun No. 126, Kebumen, Jawa Tengah atau sebelah Barat Pasar Kutowinangun Kebumen (Jalur Selatan Jawa). Warung Makan ini buka 24 Jam Nonstop. Warung Makan Asli ada 2 di Kutowinangun, jarak keduanya tidak terlalu jauh.  Warung makan ini berbeda dari rumah makan yang lain, karena di sini menjual berbagai Makanan Tradisional Kebumen diantaranya Jenang Gula Jawa (Dodol), Wajik, Jadah (Tetel), Kue Cucur, Krasikan, Onde-onde, Lanthing, dll. Menu makan di warung ini juga khas kampung di antaranya Nasi Rames (Campur), Nasi Sop, Nasi Pecel, dll. Harga makanan di sini cukup terjangkau, sehingga tak mengherankan jika selalu ramai setiap hari. Di depan Warung Makan ini juga banyak terdapat orang jualan Sate Ambal (Sate Khas Kebumen). 

Makam Keramat Mbah Lancing Kebumen

 Makam Keramat Mbah Lancing Kebumen Makam Mhah Lancinga di desa Tlogo di daerah Kebumen, Jawa Tengah. Makam itu sudah cukup tua, pagarnya dari batu bata tebal, khas bangunan kuno. Sudah sekitar dua dekade saya tidak ke sana, dan ketika kemarin sampai depan kompleks makam, tampaknya makam itu sudah dipugar, dan ada papan baru bertuliskan “benda cagar budaya”. Wah, makam mbah Lancing sudah jadi benda cagar budaya. makam mbah lancing yang ditutup sineb (kain jarik) Makam Mbah Lancing ditutup sineb atau kain batik yang disebut batik Mbah Lancing yang motifnya khusus dan tidak sembarang orang boleh membuat batik itu. Mbah Lancing adalah keturunan Brawijaya V, raja terakhir Majapahit. Ceritanya begini: Brawijaya V punya banyak istri dan anak, ada yang bilang anaknya ada 100. Dari istri yang bernama Dewi Dilah lahirlah Ario Damar (kelak jadi adipati Palembang). Dari istri yang berasal dari negeri Champa (1) lahirlah raden Hasan alias raden Fattah (kelak jadi s...

Klapasawit, desa di Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen

Klapasawit merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. Kantor Balai Desanya berada di Jalan Kedungbener. Desa Klapasawit memiliki 3 Sekolah Dasar yaitu SD Negeri 1 Klapasawit, SD Negeri 2 Klapasawit dan SD Negeri 3 Klapasawit. Klapasawit memiliki Pasar Desa yang cukup besar untuk wilayah Kecamatan Buluspesantren. Pasar Desa Klapasawit sering disebut "PASAR SILUMBU". Sampai saat ini (Tahun 2016), bangunan Pasar Silumbu merupakan bangunan peningggalan Belanda. Pasar ini digunakan untuk kegiatan jual beli warga Klapasawit, Jogopaten, Sangubanyu, Gesikan, Mengkowo, Arjowinangun, Indrosari dan Ampih. Hari pasarannya pada Hari Senin, Kamis, dan Sabtu. Di sini masih terdapat jajanan tradisional yang dijual diantaranya "gethuk lindri, jenang candhil, pecel", dll. Di sebelah selatan Pasar Desa Klapasawit ada Sate Ayam Ambal yang cukup terkenal khususnya bagi warga Klapasawit, Arjowinangun, Buluspesantren, Sangubanyu, Indrosar...